Jumat, 28 September 2018

5 TAHAPAN MENGAJARKAN PEMBAGIAN KEPADA ANAK YANG BARU BELAJAR BERHITUNG






Mengajarkan konsep pembagian kepada anak yang baru belajar berhitung memerlukan kesabaran yang cukup tinggi, terutama jika siswa nya termasuk yang mempunyai daya serap dan daya nalar yang lemah terhadap matematika.

Kesabaran kita diuji disini, apakah kita bisa sabar menjelaskan konsep dasar pembagian kepada anak sampai anak benar-benar paham ?

Untuk mengajarkan pembagian kepada anak dengan daya nalar yang bagus relatif mudah, tapi bagaimana jika kita harus mengajarkan materi tersebut kepada anak yang daya nalarnya lemah. Mungkin kita akan sering membatin "gimana sih, soal semudah ini saja tidak bisa".

Sebagian kita mungkin lupa bagaimana dulu awal belajar berhitung, tahu-tahu sekarang sudah menguasainya. Ketika diminta untuk mengajarkan kepada adik-adik kita yang baru mulai belajar berhitung, kebingungan bagaimana cara mengajarkannya, akhirnya hanya disuruh menghapalkannya, pokoknya kalau 10 : 2 = 5, 16 : 4 = 4 dsb, tapi tidak bisa memberikan pemahaman darimana dan bagaimana hasil tersebut didapat.

Apakah kamu termasuk yang mengalami hal seperti diatas ?

Kami akan mengupas tuntas bagaimana tahapan mengajarkan pembagian kepada anak mulai dari anak tidak tahu apa itu pembagian sampai dengan menghitung operasi pembagian tanpa harus menulis proses perhitungannya.


Tahap 1
Mengajarkan konsep pembagian kepada anak yang baru mulai belajar berhitung (tidak hapal perkalian)

Ini adalah tahapan yang paling dasar bagaimana mengenalkan konsep pembagian pada anak yang belum mengenal apa itu pembagian, meskipun sebenarnya pada praktek kehidupan sehari-hari sudah sering mereka lakukan. Misalnya ada anak punya permen 10, dibagi sama rata ke 5 temannya maka masing-masing anak mendapat 2 permen. Itulah pembagian.

Seringkali kita melompati tahap ini ketika mengajarkan pembagian, kita langsung meminta anak untuk menghapal 10 : 5 = 2, 6 : 2 = 3, dst. Untuk anak yang punya daya nalar dan daya ingat yang bagus kemungkinan anak bisa mengikuti, apalagi biasanya sebelum belajar pembagian anak-anak sudah diajarkan dan disuruh menggapal perkalian, jadi tinggal dibalik jadi pembagian.

Tapi bagaimana jika kita menemui anak yang lambat dalam mencerna materi matematika, penjumlahan masih lambat, pengurangan masih sering salah apalagi perkalian...tidak banyak hapal perkalian.... apakah bisa mengajarkan pembagian kepada anak yang seperti ini ? Bagaimana caranya ?

Jawabannya adalah bisa. Selama anak sudah menguasai materi menghitung jumlah benda maka materi pembagian sudah bisa diajarkan, bahkan bisa langsung diajarkan tanpa harus mengajarkan penjumlahan, pengurangan atau perkalian terlebih dahulu.

Baca : Mengajarkan Konsep Dasar Penjumlahan

Ada beberapa metode yang bisa dilakukan untuk tahap 1 ini, antara lain metode menggunakan batang lidi dan metode dengan gambar. Kedua metode ini pada prinsipnya hampir sama, perbedaannya hanya pada alatnya saja, yang lebih praktis adalah metode dengan gambar karena tidak harus menyiapkan batang lidi dengan jumlah tertentu.

Apakah teman-teman ingat dulu pernah disuruh bapak / ibu guru untuk membawa batang lidi / bambu dengan jumlah yang banyak ? Nah itu salah satu metode untuk mengenalkan konsep perhitungan, baik penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian.

Baik, kali ini kita hanya akan membahas metode menggunakan gambar.

Bagaimana caranya ? Langsung saja ya.....

Berapa 20 : 5 ?

Langkah 1 : Tulis angka 1 s/d 5 berderet (sebaris)
Langkah 2 : Gambar lingkaran kecil tepat dibawah angka-angka yang kita tulis tadi, sambil dihitung jumlah lingkaran yang sedang digambar mulai dari angka 1, 2, 3, 4, 5.
Langkah 3 : Setelah baris pertama selesai, lanjutkan menggambar lingkaran pada baris berikutnya, mulai dari angka 1 lagi, sambil menghitug jumlahnya (6, 7, 8....). Gambar lingkaran berhenti ketika sudah mencapai jumlah 20.
Langkah 4 : Hitung jumlah barisnya (dari atas ke bawah ada berapa lingkaran) ada 4 baris, itulah hasilnya. Jadi hasil 20 : 5 = 4

1  2 3 4 5
 •  •  •  •  •
 •  •  •  •  •
 •  •  •  •  •
 •  •  •  •  •

Apakah cukup membantu ?
Jika anak sudah menguasai tahap ini, sebaiknya mulai diajarkan ke tahap berikutnya. Karena menghitung dengan metode ini tidak bisa cepat, tapi mudah dicerna.

Mau latihan dengan metode ini ?
1. 30 : 5 =
2. 60 : 4 =
3. 24 : 8 =
4. 72 : 9 =
5. 48 : 6 =


Tahap 2
Mengajarkan konsep pembagian kepada anak yang bisa menguasai / hapal perkalian (1 s/d 10)

Pada tahap ini anak seharusnya sudah paham apa itu pembagian. Untuk mempercepat proses perhitungan anak mulai diminta untuk menghapal operasi pembagian. Target nya adalah anak bisa hapal pembagian sampai bilangan 100. Proses ini akan jauh lebih mudah jika anak sudah hapal perkalian (1 s/d 10).

Kalaupun anak belum hapal perkalian sampai 1 s/d 10 tidak apa-apa, tetap bisa diajarkan pembagian tahap 2, tapi mungkin lebih lama proses nya.

Disini kita fokus pada pembagian bilangan 100 kebawah dengan bilangan pembagi dan hasil baginya adalah 1 s/d 10.

Kenapa ini perlu dihapal ?
Karena ini merupakan dasar dari proses pembagian dengan bilangan yang lebih besar, atau pecahan desimal.

Tahap ini dibagi menjadi 3 bagian :

a. Pembagian bilangan 25 kebawah

- Pertama diajarkan pembagian bilangan yg habis dibagi 5
25 : 5 = 5
20 : 5 = 4
15 : 5 = 3
10 : 5 = 2
5 : 5 = 1
Kalau anak kesulitan menghapal nya, bisa dibantu dengan menuliskan perkaliannya dulu, kemudian angka pembaginya ditutup, angka yang terlihat adalah hasil baginya.
4 x 5 = 20; kalau 20 : 5 maka pada operasi perkalian angka 5 nya kita tutup, jadi hasilnya adalah angka yang satunya (yg terlihat) yaitu 4.

Baca : Mengajarkan Konsep Dasar Perkalian

Jika sudah lancar bisa dilanjutkan
24 : 4 = 6
20 : 4 = 5
16 : 4 = 4
12 : 4 = 3
8 : 4 = 2
4 : 4 = 1

24 : 3 = 8
21 : 3 = 7
18 : 3 = 6
15 : 3 = 5
12 : 3 = 4
9 : 3 = 3
6 : 3 = 2
3 : 3 = 1

20 : 2 = 10
18 : 2 = 9
16 : 2 = 8
14 : 2 = 7
12 : 2 = 6
10 : 2 = 5
8 : 2 = 4
6 : 2 = 3
4 : 2 = 2
2 : 2 = 1

b. Pembagian bilangan 50 kebawah

49 : 7 = 7
42 : 7 = 6
35 : 7 = 5
28 : 7 = 4
21 : 7 = 3
14 : 7 = 2
7 : 7 = 1

48 : 6 = 8
42 : 6 = 7
36 : 6 = 6
30 : 6 = 5
24 : 6 = 4
18 : 6 = 3
12 : 6 = 2
6 : 6 = 1

50 : 5 = 10
45 : 5 = 9
40 : 5 = 8
35 : 5 = 7
30 : 5 = 6

40 : 4 = 10
36 : 4 = 9
32 : 4 = 8
28 : 4 = 7

30 : 3 = 10
27 : 3 = 9

c. Pembagian bilangan 100 kebawah

100 : 10 = 10
90 : 10 = 9
80 : 10 = 8
70 : 10 = 7
60 : 10 = 6
50 : 10 = 5
40 : 10 = 4
30 : 10 = 3
20 : 10 = 2
10 : 10 = 1
(Bagian ini biasanya anak cepat hapal)

90 : 9 = 10
81 : 9 = 9
72 : 9 = 8
63 : 9 = 7
54 : 9 = 6
45 : 9 = 5
36 : 9 = 4
27 : 9 = 3
18 : 9 = 2
9 : 9 = 1
(Untuk bagian ini tips nya, hasil baginya adalah angka depan +1)

80 : 8 = 10
72 : 8 = 9
64 : 8 = 8
56 : 8 = 7
48 : 8 = 6

40 : 8 = 5
32 : 8 = 4
24 : 8 = 3
16 : 8 = 2
8 : 8 = 1
(Untuk bagian ini tips nya, jika diatas 40 hasil baginya adalah angka depan +2, untuk bilangan 40 kebawah hasil baginya adalah angka depan +1)

70 : 7 = 10
63 : 7 = 9
56 : 7 = 8

60 : 6 = 10
54 : 6 = 9

Jika masih kesulitan menghapal bisa menggunakan bantuan perkalian atau kembali menggunakan cara tahap 1 (metode menggunakan gambar)


Tahap 3
Mengajarkan konsep sisa, yaitu tidak semua bilangan habis dibagi.

Setelah menguasai pembagian bilangan dibawah 100, tahap selajutnya adalah mengenalkan bahwa tidak semua bilangan habis dibagi.
Tahap ini bisa mulai dikenalkan setelah anak bisa menghapal pembagian bilangan 50 kebawah, kemudian diajarkan sambil proses anak menghapal pembagian 100 kebawah.

Untuk mengenalkan konsep sisa bisa dengan cara tahap 1 (metode menggunakan gambar), dengan contoh bilangan yg kecil saja ( 25 kebawah ), misal 10 : 3
1  2 3
 •  •  3
 •  •  6
 •  •  9
 •
Setelah digambar ternyata yang baris terakhir tidak semua dapat lingkaran, ada sisa 1 lingkaran di baris paling bawah, artinya 10 : 3 itu hasilnya 3 sisa 1.

Disini kita belum perlu mengenalkan bentuk pecahan atau desimal, cukup menentukan hasilnya berapa sisa berapa.

Contoh lain , 15 : 4
1  2 3 4
 •  •  •  4
 •  •  •  8
 •  •  •  12
 •  •  •
Hasilnya adalah 3 sisa 3.

Tahap ini mungkin tidak butuh waktu terlalu lama untuk menjelaskan kepada anak, cukup anak tahu konsepnya. Karena pada tahapan selanjutnya anak akan sering menggunakan konsep ini, jadi dengan sendirinya anak akan terlatih dan terbiasa menggunakannya


Tahap 4
Mengajarkan metode pembagian bersusun (porogapit).

Metode pembagian yang umum dipakai adalah metode pembagian bersusun (porogapit). Mengajari metode pembagian bersusun kepada anak membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang lebih serta trik-trik yang memudahkan anak untuk memahaminya.

Bisa jadi kita merasa sudah menjelaskan dengan terang benderang langkah-langkah metode pembagian bersusun kepada anak, tetapi anak tidak paham-paham malah tambah bingung. Akhirnya kita pun ikut bingung memikirkan cara apalagi yang bisa digunakan untuk bisa membuat anak paham.

Memang, bagi anak yang baru belajar pembagian metode ini terasa cukup rumit, ada beberapa langkah-langkah yang harus dihapal dan dipahami. Apalagi jika anak tidak hapal perkalian (1 s/10), pasti jadi tambah rumit. Tapi bukan berarti anak yang tidak hapal perkalian (1 s/d 10) tidak bisa mengerjakan metode pembagian bersusun.

Mari kita mulai mengupas langkah-langkah mengajarkan pembagian bersusun. Di daerah saya, pembagian susun biasanya disebut porogapit. Kalau di daerah kamu namaya apa prend?

Contoh soal:
Pak Hari memiliki 72 ekor sapi. Beliau ingin membagikan sapi-sapi itu kepada 3 anaknya. Berapakah sapi yang diterima masing-masing anak?
Secara Matematis ditulis 72 : 3 =...
Beginilah cara mengajarkan pembagian porogapit versi kami.

1.

Karena bilangan pembagi adalah 3, maka mintalah anak untuk membuat tabel perkalian dengan konsep seperti gambar diatas. Tabel tersebut sangat membantu untuk anak yang tidak hapal perkalian.

2.

Langkah berikutnya, jelaskan kepada anak bahwa bilangan pembaginya adalah 3 sedangkan yang dibagi adalah 7. Jelaskan juga kepada anak jika bilangan pembaginya lebih besar dari bilangan pertama bilangan yang dibagi maka bilangan yang dibagi untuk tahap pertama adalah 2 digit. Untuk memudahkan, tanyakan pada anak. Berapa dikali 3 hasilnya 7 atau yang paling dekat dengan 7. Maka secara otomatis anak akan langsung melihat tabel dan menemukan angka 2x3=6. Dalam hal ini, agar lebih mudah memahami, anak harus menulisnya di bawah bilangan pembagi. Selanjutnya angka depan yaitu 2 sebagai pengali 3 harus ditulis di atas. Setelah itu menghitung pengurangan angka 7-6=1.

Baca : Mengajarkan Konsep Dasar Pengurangan

3.

Setelah melakukan proses pengurangan angka yang ada di depan (7), selanjutnya angka ke dua yaitu (2) diturunkan lurus ke bawah maka akan didapat angka 12.

4.

Tanyakan lagi kepada anak, berapa dikali 3 hasilnya 12 ? maka anak akan kembali lagi melihat tabel dan menemukan angka 4x3=12. Anak harus menulisnya lagi seperti langkah sebelumnya. Kemudian angka depan yaitu 4 sebagai pengali 3 harus ditulis di atas, tepat di belakang angka 2.

5.

Langkah terakhir adalah proses pengurangan. Angka yang dikurangi dan yang mengurangi adalah sama yaitu 12-12 dan sudah pasti hasilnya adalah 0. Karena hasil akhir adalah 0, dengan demikian proses pembagian dengan porogapit selesai.

Bagaimana ? mudah kan? cara menghitung pembagian dengan  porogapit. Jika dengan menggunakan cara di atas, anak masih saja tidak paham. Yah, tetap sabar saja ya. Karena kemampuan tiap anak itu berbeda-beda. Semoga bermanfaat dan tetap semangat ...

*Bersambung*

Tahap 5 (Tambahan)
Mengajarkan beberapa pembagian khusus yang bisa dilakukan tanpa harus menulis proses pembagiannya.