Kamis, 28 September 2017

9 Hal yang Harus Dibenahi Guru agar Proses Belajar Lancar dan Menyenangkan


Sebagai sosok yang punya peran besar di kelas, guru berperan penting dalam penentuan kualitas pendidikan bangsa. Akan tetapi, guru juga manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Namun, bukan berarti tidak belajar. Anda sebagai guru perlu membenahi beberapa hal agar tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Berikut 9 hal tersebut beserta solusinya agar proses belajar jadi lancar, serta menyenangkan.


1. Belum menyiapkan perangkat pembelajaran

Solusi: Sebelum mengajar, hendaknya Anda sudah mempersiapkan segala hal yang diperlukan. Selain materi, bahan ajar, media atau alat pembelajaran pun sebaiknya disiapkan. Tidak perlu budget mahal, alat pembelajaran bisa Anda hasilkan dari bahan-bahan bekas di lingkungan sekitar. Semakin kreatif Anda, kemungkinan siswa akan antusias terhadap pelajaran pun semakin tinggi.

2. Metode belajar kurang variatif

Solusi: Coba pelajari beberapa metode pengajaran yang menyenangkan kemudian variasikan metode pengajaran yang Anda aplikasikan di kelas.

3. Guru jarang membawa siswa ke dunia nyata

Solusi: Sebaiknya, penyampaian materi tidak hanya sebatas menjabarkan teori. Coba bawa siswa untuk melakukan observasi langsung ke lingkungan sekitar. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap sesuatu pun lebih luas karena sudah terjun langsung. Tidak ada salahnya Anda mencoba praktikkan metode pengajaran saintifik.



4. Kurang memerhatikan kemampuan awal siswa

Solusi: Kelompokkan siswa berdasarkan kemampuannya. Sesuaikan posisi tempat duduk agar siswa nyaman satu dengan yang lainnya. Pembagian kelompok ini ditujukan untuk pengembangan potensi siswa. Pasangkan siswa yang aktif dengan yang agak pasif, siswa yang gemar bicara dengan yang agak pendiam, dan sebagainya.

5. Kurang pendekatan ke siswa

Solusi: Coba kenali bagaimana lingkungan siswa di luar sekolah. Misalnya, mengadakan kunjungan ke rumah siswa yang agak bermasalah di sekolah. Berbicaralah dengan pihak orang tua/wali guna mengambil jalan keluar dari masalah yang timbul. Selain itu, sesekali ajak siswa bicara, tidak harus melulu seputar sekolah. Jadilah pendengar yang baik agar siswa menaruh kepercayaan serta terbuka pada Anda. Dengan demikian, guru bisa lebih memahami karakteristik siswa dan tahu cara menghadapinya.

6. Kurang menerapkan nilai, norma, etika
proses belajar - Membimbing siswa untuk tahu mana yang baik dan tidakMembimbing siswa untuk tahu mana yang baik dan tidak. (Sumber: modernmom.com)

Solusi: Dalam mengajar, selalu selipkan unsur spiritual dan emosional agar siswa tumbuh jadi pribadi yang lebih baik. Tidak hanya cerdas, tapi juga terampil dan berkarakter. Anda bisa coba mengaplikasikan pola pembelajaran holistik.

7. Peraturan kurang jelas

Solusi: Sejak awal masuk kelas, jelaskan tata tertib apa yang ingin Anda terapkan di kelas. Dengan memberitahu di awal, maka siswa akan belajar untuk disiplin dan bertanggung jawab pada setiap proses pembelajaran di kelas.

8. Tidak evaluasi

Solusi: Evaluasi harus terus dilakukan agar tahu apa yang harus dipertahankan, perbaiki, atau kembangkan. Hal ini juga berguna untuk mengukur kinerja dan pencapaian Anda selama mengajar.

9. Enggan mengembangkan diri

Solusi: Jangan cepat merasa puas. Teruslah kembangkan diri dengan banyak membaca buku, jurnal, referensi, tulis karya ilmiah, ikut seminar dan sebagainya. Cara ini sebaiknya dilakukan agar memperluas wawasan Anda sebagai guru. Juga, banyak melakukan pengamatan terhadap kejadian di sekitar dan mencari solusi untuk melatih kepekaan.


Demikianlah 9 hal yang harus dibenahi guru agar proses belajar-mengajar semakin lancar, juga menyenangkan. Yuk terus perbaiki diri agar jadi sosok guru teladan. Ingat, guru teladan akan menghasilkan siswa berkualitas. Siswa berkualitas akan membuat negara kita maju. Semangat mencerdaskan bangsa, bapak/ibu guru!

(Copas dari blog.ruangguru.com dengan beberapa editan)

Senin, 25 September 2017

CARA MEMBUAT ES LILIN TANPA MENGGUNAKAN KULKAS / FREEZER


Panas-panas gini enaknya makan Es Lilin.... tapi ga ada kulkas / freezer...gimana ya...? 

Tenang saja...ada solusi nya, dengan Es Batu dan garam kita bisa bikin Es Lilin... caranya mudah...bahkan anak-anak pun bisa membuatnya.... 

Mau tau cara nya ? 

Ok...pertama mari kita siapkan alat dan bahan dan bahan yang dibutuhkan.

Bahan :
1. Sirup / Nutrisari
2. Gula pasir
3. Air matang
4. Plastik Es Lilin
5. Es Batu
6. Garam

Alat :
1. Ember plastik ukuran sedang
2. Baskom plastik ukuran sedang
3. Sendok
4. Gelas biasa / gelas ukur (optional)
5. Palu (optional)


Setelah alat dan bahan nya tersedia, yang dilakukan adalah sebagai berikut :
  1. Membuat larutan sirup, dengan mencampur sirup dengan air matang di baskom plastik (jumlah dan rasa nya sesuai selera), tambahkan gula jika dibutuhkan.
  2. Masukkan larutan sirup ke plastik Es Lilin dengan gelas / gelas ukur (jika diperlukan) kemudian diikat.
  3. Siapkan Ember, pecahkan es batu (dengan palu) menjadi bongkahan-bongkahan yang sedang (tidak terlalu kecil)
  4. Tambahkan garam secukupnya ke dalam ember yang berisi es 
  5. Masukkan larutan sirup yg sudah dibungkus di plastik es lilin ke dalam ember yg berisi es batu dan garam. Letakkan di bagian agak dasar.
  6. Siap-siap berolah raga. Putar-putar ember ke kanan dan ke kiri (sudut putaran 90° hehehe) berulang-ulang sampai tangan pegel... eh...cuma sekitar 10-15 menit aja kok. Bisa dilakukan bergotong royong sambil bernyanyi seperti gambar diatas.
  7. Setelah Es Lilin mengeras, ambil kemudian bilas dengan air dingin agar rasa asin dari garam hilang.
  8. Es Lilin siap untuk dinikmati....
Gimana, mudah kan...

Ok...sampai disini dulu...nanti dilanjut dengan kegiatan-kegiatan yang lain.



Senin, 18 September 2017

BAGAIMANA CARA ANAK BELAJAR ?



Bagaimana Caranya Anak Belajar? 
Anak-anak belajar secara alami –  mereka penuh rasa ingin tahu, penuh minat, dan semangat untuk belajar  hal-hal baru. Cara yang terbaik untuk mengajarkan anak adalah  mengembangkannya melalui aktifitas bermain yang alami tersebut.



ANAK BELAJAR MELALUI BERMAIN. 
Anak memang jago dalam bermain dan enjoy  banget. Bagi anak, bermain adalah pekerjaan mereka. Bermain itu membantu  perkembangannya secara total dan sebaiknya digabungkan dengan semua  yang dilakukan anak.


ANAK BELAJAR DENGAN MELAKUKAN.
Anak belajar melalui keterlibatan  langsung yang aktif dengan objek-objek konkret. Mereka perlu  pengalaman-pengalaman langsung dengan hal-hal riel seperti misalnya  eksperimen-eksperimen science, konstruksi, projek-projek seni, bermain  peran serta field trips. AKU MENDENGAR DAN AKU LUPA, AKU MELIHAT DAN AKU MENGINGAT, AKU LAKUKAN DAN AKU MENGERTI


ANAK BELAJAR MELALUI INDERANYA.
Anak belajar dengan melihat, mendengar,  meraba dan mencium. Bayangkan bila semua indera seperti jalan. Maka  lebih banyak jalan yang menuju ke otak lebih banyak pula kemungkinan  terjadinya proses belajar. Dalam hal ini sensory learning membutuhkan  berbagai media dan materi guna merangsang setiap indera anak.


ANAK BELAJAR MELALUI BAHASA. 
Anak perlu untuk bercerita mengenai  pengalaman-pengalamannya serta untuk mengungkapkan secara verbal apa  yang sedang mereka pikirkan. Guru dapat membantu kemampuan berbahasa  dengan cara menceriterakan apa saja yang sedang mereka lakukan,  menyebutkan objek-objek, menjelaskan apa yang sedang dipikirkan  anak   serta  bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan .


ANAK BELAJAR SAMBIL BERGERAK. 
Anak-anak selalu bergerak. Mereka memiliki  daya konsentrasi yang terbatas dan biasanya tidak sanggup lama duduk  tenang sambil menulis ataupun menggambar. Arahkan energi mereka dengan  pengalaman menggunakan seluruh tubuh mereka di mana mereka dapat  bergerak dan menggunakan tangan, kaki, kepala serta seluruh badan mereka  untuk belajar.



ANAK BELAJAR KARENA TERMOTIVASI. 
Motivasi adalah kunci untuk belajar.  Bahan-bahan yang menarik serta lingkungan yang penuh rangsangan akan  dapat mencetuskan keingintahuan anak serta membangkitkan semangat untuk  belajar. Pujian, hadiah-hadiah dan juga orang tua serta guru yang  menampakkan kepuasan serta kesenangan mereka serta sebab-sebab pribadi  lainya dapat menambah motivasi anak untuk belajar.


ANAK BELAJAR PADA TINGKATAN MEREKA MASING-MASING. 
Ketahuilah latar  belakang kehidupan  serta ketrampilan anak didik Anda. Hal ini akan  dapat membantu Anda dalam membentuk suatu program yang tepat bagi  masing-masing anak. Bila aktifitas-aktifitasnya terlalu mudah, anak akan  bosan, tapi bila terlalu sukar, anak dapat frustrasi. Pecahkan  aktifitas yang sukar menjadi beberapa langkah yang kecil agar setiap  anak dapat sukses dan dapat bergerak dari aktifitas yang sederhana ke  aktifitas yang semakin kompleks.



ANAK BELAJAR MELALUI PUJIAN DAN PENGUATAN.  
“Tidak ada yang sukses  seperti sukses itu sendiri.” Pengalaman-pengalaman yang positif serta  pujian mendorong anak untuk lebih belajar sambil membangun percaya diri.  Berilah anak didik Anda dorongan yang terus menerus dengan senyuman,  acungan jempol, serta dorongan secara verbal.


ANAK BELAJAR MELALUI MENIRU.
Anak belajar dari mengamati orang lain  lalu meniru apa yang mereka lihat dan dengar. Anak juga meniru  nilai-nilai serta sikap yang mereka lihat pada orang tua, guru serta  lingkungan sekitar.


ANAK BELAJAR MELALUI PENGULANGAN.
Anak mendapat pengetahuan melalui  pengulangan dan melalui pengalaman-pengalaman yang telah didapat selama  ini. Jumlah waktu yang digunakan dalam aktifitas-aktifitas juga  merupakan faktor yang signifikan dalam hal belajar.


ANAK BELAJAR DARI BEREKSPERIMEN. 
Anak memerlukan kebebasan untuk  mencoba, menjelajahi, bereksperimen dan memilih. Karena mereka belajar  melalui trial dan error, terimalah kesalahan mereka lalu berilah  feedback dan dukungan.


ANAK BELAJAR MELALUI PENAMPAKKAN
Anak  seperti spons, karena itu  mereka paling banyak belajar di tahun-tahun usia balita dibandingkan  dengan tahun-tahun lainnya. Mereka perlu dirangsang dengan berbagai  macam bahan, aktifitas serta pokok persoalan.


ANAK BELAJAR MELALUI INTERAKSI DENGAN TEMAN.  
Menakjubkan sekali. Begitu  banyak yang dapat dipelajari anak melalui berbicara, mengamati serta  bermain dengan teman-temannya, saudara dan lainnya di dalam  lingkungannnya. Mengajarkan sesuatu pada anak melalui teman sebayanya  merupakan cara belajar yang tidak dapat dianggap remeh.


ANAK BELAJAR DI LINGKUNGAN YANG POSITIF.  
Anak perlu merasa dicintai,  aman serta terjamin bila harus belajar. Suasana yang hangat dan diterima  akan lebih menguntungkan daripada suasana penuh ancaman ataupun  kompetitif.


ANAK BELAJAR BILA KEBUTUHAN FISIKNYA TERPENUHI. 
Anak yang lapar,  ngantuk atau stres akan mengalami kesulitan dalam belajar. Pastikan anak  menerima gizi yang cukup, istirahat yang cukup serta dukungan emosional  yang terpenuhi.


ANAK BELAJAR MELALUI SUATU KESELURUHAN. 
Belajar tidak terisolasi tapi  seharusnya dihubungkan dan terintegrasi di dalam semua aspek dari sebuah  kurikulum. Belajar juga sebaiknya terfokus pada anak secara keseluruhan  dengan memenuhi semua kebutuhan fisik, sosial, emosional dan  intelektual si anak.

Nah, bila garis-garis pedoman tersebut di atas diikuti, anak akan ke  sekolah dengan penuh semangat, belajar dengan semangat pula serta  menjadi murid yang mandiri. Mereka akan dapat memiliki dasar yang kuat,  percaya diri akan kemampuan-kemampuannya serta memiliki ketrampilan  sepanjang hidupnya yang akan membantu mereka untuk selalu ingin belajar.

Demikianlah sekelumit penjelasan bagaimana anak didik Anda belajar.  Mudah-mudahan dengan ‘input’ tersebut di atas , Anda akan lebih dapat  mengerti tingkah laku anak didik Anda serta mengarahkannya dengan lebih  baik lagi.